Maandag 22 April 2013

Lingkungan Abiotik, Biotik dan Kultural


TUGAS MATA KULIAH SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Pertemuan Pertama
Untuk memenuhi tugas mata kuliah sumber daya alam dan lingkungan
Dosen Pengampu: Dra. Bitta Pigawati, MT


JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012



A.    Lingkungan Abiotik, Biotik dan Kultural serta interdependensi ketiganya dalam keberlanjutan ekosistem.
Lingkungan hidup menurut undang-undang no 23/1997 pasal 1 adalah kesatuan ruang dalam benda, daya keadaan dan makhluk hidup. Berdasarkan definisi lingkungan hidup dapat dikelompokkan ke dalam 3 bagian:
1.    Lingkungan Biotik, terdiri dari mikro organisme sampai dengan tumbuhan, hewan dan manusia. Terdiri dari:
a.    Produsen, makhluk hidup yang dapat mensintesis zat makanan sendiri dengan bantuan energi matahari.
b.    Konsumen, kelompok organisme yang tidak mampu mensintetis makanan sendiri.
c.    Pengurai, organisme yang berperan dalam menguraikan sisa-sisa makhluk hidup.
2.    Lingkungan Abiotik, terdiri dari makhluk hidup yang bukan organisme hidup. Fungsi lingkungan abiotik yaitu sebagai media untuk berlangsungnya kehidupan. Contoh: udara, air, matahari, dan tanah.
3.    Unsur sosial budaya (kultur).
Unsur budaya adalah keseluruhan sistem nilai gagasan, tindakan dan kewajiban yang dimiliki manusia untuk menentukan perilaku sebagai makhluk sosial. Unsur sosial budaya dapat dikembangkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia sebagai unsur biotik dan lingkungan sebagai gabungan antara unsur abiotik, biotik dan kultural merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan. Keduanya berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Di dalamnya banyak interaksi dan proses yang berlangsung, mulai dari perputaran rantai makanan hingga proses-proses alam seperti siklus hujan, dan siklus musim. Lingkungan sangat penting untuk keberlangsungan hidup segala makhluk hidup di bumi. Lingkungan memberikan segalanya untuk digunakan, khususnya untuk manusia seperti penghasil bahan makanan, sumber daya tambang dan mineral, penghasil bahan baku/mentah, kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya dan pertahanan keamanan, tempat tinggal, sumber tenaga, media ekosistem dan masih banyak lagi.
Namun kadang-kadang manusia menyalahgunakan manfaat yang diberikan oleh lingkungan, seperti merusak hutan dengan penggundulan hutan dan dialihfungsikan menjadi pemukiman, menjadikannya sebagai perkebunan sawit dan lain sebagainya; pencemaran lingkungan dengan membuang sampah di sungai, pembuangan limbah yang tidak disaring terlebih dahulu, penggunaan kendaraan motor yang berlebih, AC dan kulkas, dan masih banyak lagi. Selain perbuatan manusia, perbuatan alam pun dapat mnimbulkan kerusakan yang dapat memperbarui alam menjadi lebih baik. Seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, tsunami dan lain sebagainya.
Namun beberapa manusia sudah mulai perduli dengan lingkungan dan mereka mulai mengupayakan pelestarian lingkungan untuk memperbaiki kerusakan yang dibuat oleh manusia sendiri, yaitu dengan upaya pelestarian tanah, sumber daya air, sumber daya udara, keanekaragaman hayati, dan yang paling penting adalah pembangunan yang berkelanjutan. Hakikat pembangunan berkelanjutan adalah seperangkat usaha yang berencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya alam, manusia, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan cirri-ciri pembangunan berkelanjutan yaitu:
v  Menjamin pemerataan dan keadilan
v  Menghargai dan melestarikan lingkungan
v  Menggunakan pendekatan integratif
v  Menggunakan pandangan jangka panjang
v  Meningkatkan kesejahteraan
v  Memenuhi kebutuhan masa sekarang
Lalu tindakan yang cermat untuk meraih keberhasilan pembangunan berkelanjutan yaitu:
1.    Melakukan gerakan pelestarian dan pemanfaatan flora dan fauna secara optimal.
2.    Memadukan pemanfaatan SDA dengan SDM.
3.    Berusaha mengurangi resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan.
4.    Meningkatkan peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan dan pengawasan pembangunan.
5.    Mengembangkan sarana informasi dan komunikasi.
B.    Perubahan Iklim
Iklim adalah perwujudan sebuah sistem yang sangat rumit yang terdiri dari lima komponen yang saling berinteraksi: atmosfer (udara), hidrosfer (air), kriosfer (bagian bumi yang membeku), permukaan tanah, dan biosfer (bagian bumi tempat adanya kehidupan). Perubahan iklim mengacu pada perubahan apapun pada iklim dalam satu kurun waktu, baik karena variabilitas alami atau sebagai hasil dari aktivitas manusia (sebab-sebab antropogenik). Perubahan iklim dapat diakibatkan oleh interaksi atmosfer dan lautan. UNFCCC (Konferensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim) lebih member tekanan pada aktivitas-aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim bukanlah hal yang baru. Secara historis, manusia telah mampu mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan iklim. Sebelum ini, iklimlah yang mengubah manusia. Sekarang, kita sedang mengubah iklim, dan kita mengubahnya terlalu cepat. Perubahan iklim yang kita alami sekarang diakibatkan oleh ketergantungan umat manusia yang sangat besar akan bahan bakar, khususnya bahan bakar berbasis karbon, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Bahan bakar ini menghasilkan emisi gas rumah kaca. Gas-gas rumah kaca (GRK) adalah senyawa kimia seperti uap air, karbon dioksida, metana, nitrat oksida yang terdapat di atmosfer. Karbon dioksida adalah GRK utama dan emisinya terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Saat manusia mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida dan gas-gasa rumah kaca lainnya ke dalam atmosfer, efek rumah kaca menjadi kuat dan pemanasan global terjadi. Pemanasan global adalah pertambahan rata-rata suhu permukaan bumi dan lautan yang tercatat dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya.
Banyak orang yang mulai sadar akan lingkungan dan mulai mencari solusi untuk pengurangan efek rumah kaca dengan lebih menggunakan teknologi ramah lingkungan. Teknologi tersebut seperti pembangkit tenaga cahaya matahari, pembangkit tenaga angin, pembangkit tenaga arus dalam laut, dan masih banyak lagi. Untuk mengurangi pengeluaran emisi bahan bakar kendaraan, manusia mulai lebih menganjurkan penggunaan transportasi umum maupun pribadi (mobil listrik) yang ramah lingkungan atau penggunaan sepeda untuk berpergian seperti di Belanda dan Busan (Korea Utara). Di berbagai kota mencanangkan memperluas RTH(ruang terbuka hijau) di perkotaan, mengurangi penggunaan listrik, mengolah kembali sampah (recycle) dan barang bekas yang dapat diperbarui, menghemat penggunaan air tanah dan masih banyak lagi.
Sudah banyak bukti dari dampak global warming, seperti berkurangnya gletzer di beberapa puncak gunung di seluruh dunia, berkurangnya es di kutub utara dan selatan, berlubangnya lapisan ozon di kutub selatan, bertambahnya suhu di perkotaan, matinya ribuan burung, ikan dengan misterius, cuaca yang berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi dan naiknya permukaan laut secara signifikan.

Sumber:

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking