Maandag 22 April 2013

CLIMATE CHANGE GLOBAL PROCESSES AND EFFECTS


CLIMATE CHANGE GLOBAL PROCESSES
AND EFFECTS

Climate change global processes atau yang disebut dengan Proses perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Pemanasan global adalah pertambahan rata-rata suhu permukaan bumi dan lautan yang tercatat dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya. Ini adalah hasil dari terperangkapnya gas-gas rumah kaca. Semua hal ini bermula dari banyak aktifitas manusia, mulai dari urbanisasi dimana banyak orang berpindah dari daerah pedesaan menuju daerah perkotaan. Urbanisasi diakibatkan oleh munculnya pemikiran masyarakat desa bahwa bila mereka hidup dan bekerja di perkotaan akan memberikan kesejahteraan bagi mereka, ditambah karena penghasilan yang rendah bila menjadi pekerja di pedesaan seperti menjadi petani, peternak dan penjual di pasar tradisional. Pemerintah pun juga kurang berpihak kepada para pekerja di pedesaan (khususnya di Indonesia) yang sebenarnya memegang hal yang vital dalam tumbuh berkembangnya suatu negara, karena para pekerja pedesaanlah yang menghasilkan banyak sedikitnya bahan pangan suatu negara. Namun pada kenyataannya belum tentu benar, karena di perkotaan pun banyak sekali persaingan dalam pekerjaan. Banyaknya orang pedesaan ke perkotaan pun berdampak negatif dengan berkurangnya bahan pangan karena sedikitnya pekerja di pedesaan, di samping itu bertambah-banyaklah penduduk miskin di perkotaan. Bertambahnya penduduk di perkotaan juga berdampak dengan pertambahnya kebutuhan lahan untuk perkembangan kota tersebut, maka bertambahlah perubahan fungsi lahan diberbagai tempat. Perubahan fungsi lahan di Indonesia menjadi peringkat kedua tertinggi di dunia setelah Brazil (The World Bank, 2010). Perubahan fungsi lahan seperti pengubahan daerah hutan menjadi lahan terbangun seperti banyak yang terjadi di perbatasan hutan Kalimantan, mengakibatkan kerusakan ekologis yang sangat parah. Sebagian besar flora dan fauna terancam keberadaannya dan hal ini juga akan merugikan negara karena berkurangnya keberagaman ekologi. Sebenarnya Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki hutan hujan yang terluas di Asia dan menjadi suatu bagian yang vital untuk bumi sebagai paru-paru dunia. Maka bila hutan tersingkir, maka dunia akan kekurangan oksigen. Di samping itu hutan hujan juga menjadi lahan investasi untuk air bersih sebagai penunjang kehidupan manusia. Indonesia menjadi yang keempat terbesar memiliki air permukaan terbesar setelah Brazil, Kanada dan Rusia. Oleh karena itu, Indonesia merupakan pemegang sebagian besar kehidupan dunia. Namun di samping itu, karena pemanasan global negara-negara tropis yang berkembang itulah yang akan terkena dampak terbesar. Konversi lahan agrikultur atau pertanian menjadi non-pertanian juga sering terjadi karena kebutuhan lahan yang sangat tinggi. Yang menjadi perdebatan para ahli dan seluruh orang di dunia yaitu dengan pembakaran bahan bakar fosil secara berlebih, mulai dari kegiatan industri yang mengunakan bahan-bahan kimia yang akan dibakar menjadi gas dan gas tersebut akan berbahaya bagi manusia yang sering menghirup udara hasil pembakaran. Selain itu limbah-limbah yang tidak tersaring dengan benar maka akan mencemari lingkungan air dan tanah disekitar industri tersebut dan menjadikan air di sekitarnya menjadi tidak layak konsumsi, disamping itu akan berdampak pula pada ekosistem air dan yang disekitarnya. Buruknya ekosistem air akan mencemari pula ikan-ikan yang hidup disana dan apabila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka manusia juga akan ikut teracuni oleh limbah industri. Pembakaran bahan bakar melalui kendaraan juga berbahaya bagi udara. Bongkar muat muatan container menggunakan gas juga berbahaya bagi udara. Penggunaan pupuk dalam pertanian juga berdampak bagi penurunan kesuburan tanah.
 Dari berbagai aktivitas manusia yang disebut sebagai efek rumah kaca yang terdiri dari F(1,1%), N2O(7,9%), CH4(14,3%), CO dari deforesasi dan pembusukan biomasa(17,3%), dari penggunaan bahan bakar fosil(56,6%) dan lainnya(2,8%), maka terbentuklah proses perubahan iklim. Salah satunya yaitu gangguan siklus karbon. Perubahan yang sangat terlihat akibat perubahan iklim yaitu melelehnya es di kutub utara maupun selatan, serta diseluruh puncak gunung dunia, berubahnya sirkulasi air laut dunia, berubahnya pembentukan awan yang mengakibatkan pembentukan hujan yang berubah pula, iklim yang selalu berubah tiba-tiba, hingga kenaikan permukaan air laut yang mengancam beberapa kota penting di dunia seperti New York, Venesia, Mumbai, Shanghai, Bangkok serta Jakarta. Maka muncullah ancaman bagi kehidupan dunia seperti merebaknya banyak penyakit berbahaya, kelaparan di mana-mana, terjadi bencana seperti kebakaran hutan, banjir, minimnya bahan pangan, hilangnya sumber daya alam seperti hilangnya koral akibat kenaikan permukaan air laut, yang berujung pada jatuhnya kestabilan ekonomi dunia dan banyaknya kematian di seluruh dunia.



Sumber:
The World Bank. 2010. Pembangunan dan Perubahan Iklim. Jakarta: Salemba empat.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking