CLIMATE
CHANGE GLOBAL PROCESSES
AND
EFFECTS
Climate
change global processes atau yang disebut dengan Proses perubahan
iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan
ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan
bumi. Pemanasan global adalah pertambahan rata-rata suhu permukaan bumi dan
lautan yang tercatat dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya. Ini adalah hasil
dari terperangkapnya gas-gas rumah kaca. Semua hal ini bermula dari banyak
aktifitas manusia, mulai dari urbanisasi dimana banyak orang berpindah dari
daerah pedesaan menuju daerah perkotaan. Urbanisasi diakibatkan oleh munculnya
pemikiran masyarakat desa bahwa bila mereka hidup dan bekerja di perkotaan akan
memberikan kesejahteraan bagi mereka, ditambah karena penghasilan yang rendah
bila menjadi pekerja di pedesaan seperti menjadi petani, peternak dan penjual
di pasar tradisional. Pemerintah pun juga kurang berpihak kepada para pekerja
di pedesaan (khususnya di Indonesia) yang sebenarnya memegang hal yang vital
dalam tumbuh berkembangnya suatu negara, karena para pekerja pedesaanlah yang
menghasilkan banyak sedikitnya bahan pangan suatu negara. Namun pada
kenyataannya belum tentu benar, karena di perkotaan pun banyak sekali
persaingan dalam pekerjaan. Banyaknya orang pedesaan ke perkotaan pun berdampak
negatif dengan berkurangnya bahan pangan karena sedikitnya pekerja di pedesaan,
di samping itu bertambah-banyaklah penduduk miskin di perkotaan. Bertambahnya
penduduk di perkotaan juga berdampak dengan pertambahnya kebutuhan lahan untuk
perkembangan kota tersebut, maka bertambahlah perubahan fungsi lahan diberbagai
tempat. Perubahan fungsi lahan di Indonesia menjadi peringkat kedua tertinggi
di dunia setelah Brazil (The World Bank, 2010). Perubahan fungsi lahan seperti
pengubahan daerah hutan menjadi lahan terbangun seperti banyak yang terjadi di
perbatasan hutan Kalimantan, mengakibatkan kerusakan ekologis yang sangat parah.
Sebagian besar flora dan fauna terancam keberadaannya dan hal ini juga akan
merugikan negara karena berkurangnya keberagaman ekologi. Sebenarnya Indonesia
sendiri merupakan negara yang memiliki hutan hujan yang terluas di Asia dan
menjadi suatu bagian yang vital untuk bumi sebagai paru-paru dunia. Maka bila
hutan tersingkir, maka dunia akan kekurangan oksigen. Di samping itu hutan
hujan juga menjadi lahan investasi untuk air bersih sebagai penunjang kehidupan
manusia. Indonesia menjadi yang keempat terbesar memiliki air permukaan
terbesar setelah Brazil, Kanada dan Rusia. Oleh karena itu, Indonesia merupakan
pemegang sebagian besar kehidupan dunia. Namun di samping itu, karena pemanasan
global negara-negara tropis yang berkembang itulah yang akan terkena dampak
terbesar. Konversi lahan agrikultur atau pertanian menjadi non-pertanian juga
sering terjadi karena kebutuhan lahan yang sangat tinggi. Yang menjadi
perdebatan para ahli dan seluruh orang di dunia yaitu dengan pembakaran bahan
bakar fosil secara berlebih, mulai dari kegiatan industri yang mengunakan bahan-bahan
kimia yang akan dibakar menjadi gas dan gas tersebut akan berbahaya bagi
manusia yang sering menghirup udara hasil pembakaran. Selain itu limbah-limbah
yang tidak tersaring dengan benar maka akan mencemari lingkungan air dan tanah
disekitar industri tersebut dan menjadikan air di sekitarnya menjadi tidak
layak konsumsi, disamping itu akan berdampak pula pada ekosistem air dan yang
disekitarnya. Buruknya ekosistem air akan mencemari pula ikan-ikan yang hidup
disana dan apabila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia, maka manusia juga
akan ikut teracuni oleh limbah industri. Pembakaran bahan bakar melalui
kendaraan juga berbahaya bagi udara. Bongkar muat muatan container menggunakan
gas juga berbahaya bagi udara. Penggunaan pupuk dalam pertanian juga berdampak
bagi penurunan kesuburan tanah.
Dari berbagai aktivitas manusia yang disebut
sebagai efek rumah kaca yang terdiri dari F(1,1%), N2O(7,9%), CH4(14,3%),
CO dari deforesasi dan pembusukan biomasa(17,3%), dari penggunaan bahan bakar
fosil(56,6%) dan lainnya(2,8%), maka terbentuklah proses perubahan iklim. Salah
satunya yaitu gangguan siklus karbon. Perubahan yang sangat terlihat akibat
perubahan iklim yaitu melelehnya es di kutub utara maupun selatan, serta
diseluruh puncak gunung dunia, berubahnya sirkulasi air laut dunia, berubahnya
pembentukan awan yang mengakibatkan pembentukan hujan yang berubah pula, iklim
yang selalu berubah tiba-tiba, hingga kenaikan permukaan air laut yang
mengancam beberapa kota penting di dunia seperti New York, Venesia, Mumbai,
Shanghai, Bangkok serta Jakarta. Maka muncullah ancaman bagi kehidupan dunia
seperti merebaknya banyak penyakit berbahaya, kelaparan di mana-mana, terjadi
bencana seperti kebakaran hutan, banjir, minimnya bahan pangan, hilangnya
sumber daya alam seperti hilangnya koral akibat kenaikan permukaan air laut,
yang berujung pada jatuhnya kestabilan ekonomi dunia dan banyaknya kematian di
seluruh dunia.
Sumber:
http://herypurba-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-41623-Umum-PERUBAHAN%20IKLIM%20GLOBAL.html.
Diunduh Minggu, 14 April 2013.
http://top10.web.id/alam/top-10-negara-dengan-hutan-terbesar.
Diunduh Minggu, 14 April 2013.
The
World Bank. 2010. Pembangunan dan
Perubahan Iklim. Jakarta: Salemba empat.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking